Selasa, 08 Maret 2016

Mitra Kukar Yang Menjadi Juara Jendral Sudirman Cup

                                                  
   Piala Jendral Sudirman Cup Diikuti Oleh 15 Club. Persib Bandung,Persipura Jayapura,Arema Cronus,Bali United Pusam,Persipasi Bandung Raya,Semen Padang FC,PSM Makasar,Persija Jakarta,BonekFC,Gresik United,Pusamania Borneo FC,Persiba Balikpapan,Persela Lamongan,Sriwijaya FC,Dan PS TNI.

   Rencananya Jendral Sudirman Cup Ini Yang Di Sponsori Oleh Mahaka Sport Dan Entertaiment Ini Akan Di Buka Oleh Presiden Jokiwi Di Bali,Tepatnya di stadion Dipta Gianyar Bali.
   
   Turnamen Ini Berhadiah 2,5Miliyar Buat Tim Juara.Turnamen Yang Di Juara Oleh Mitra Kukar Kartanegara ini setelah mengalahkan Semen Padang Fc Dengar Skor 2 - 1. Padahal Mitra Tertinggal lebih dulu oleh gol Adi Nugroho di babak pertama.Mitra Kukar langsung merespon di babak kedua Tendangan Bebas yang dilakukan oleh Michel Orah berhasil di tanduk oleh Risky Pellu,dan merubah Skor menjadi 1 - 1.Mitra Kukar Memastikan Kemenangannya lewat gol Yogi Rahadian Di menit - menit akhir pertandinga babak kedua dan memupuskan harapan Semen Padang untuk menjadi Juara.

   Mitra Kukar Berhasil menjadi juara dengan skor 2 - 1.Pemain terbaik dan top skor Jendral Sudirman Cup diraih oleh Yanto Basna Dan Patrick Cruz Dos Santos sedangkan Tim Fairplay Diraih oleh PS.TNI,Wasit Terbaik dan Suppoter Dirah Oleh Torik Alkatiri Dan Aremania.




          TERIMA KASIH MITRA KUKAR

Sejarah Pusamania

Pantai Sanur yang kosong pada hari raya Nyepi

Pusamania

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
-
Nama Beken Pusamania
Klub Pusamania Borneo FC
Didirikan 1994
Sekretariat Samarinda
Pusamania adalah nama julukan untuk para pendukung kesebelasan Persisam Putra Samarinda yang bermarkas di Kota Samarinda, Kalimantan Timur,

Sejarah

Berawal dari mantan pemain nasional Bambang Nurdiansyah yang bergabung dengan Persatuan Sepakbola Putra Mahakam (PUMA) pada medio tahun 1994 saat Kompetisi masih berlabel Kompetisi "Kodak Galatama" 1994/1995. Bambang sempat terkejut di kota yang relatif kecil pada waktu itu dan jauh dari hangar bingar sepak bola Indonesia ternyata virus sepak bola tumbuh subur di kota Samarinda. Pada Tahun ini terjadi perubahan elementer pada tubuh managemen PS Putra Mahakam =, yaitu PS Putra mahakam berubah nama menjadi PS Putra Samarinda.
Samarinda bukan Surabaya, Makassar atau Medan yang populasi penduduknya memang padat, tapi soal dukungan terhadap team sepak bola di kotanya tidak kalah dengan Kota-kota “Produsen” sepak bola tersebut.
Berawal dari diskusi kecil antara Bambang N. dengan Suriansyah (Tim Manager PS Putra Mahakam) dan Tommy Ermanto di hotel Mesra Internasional Samarinda, Bambang banyak berbagi pengalaman dengan kami pada malam itu, tentang suka duka sebagai pemain, cacian dan pujian yang sudah pernah diterimanya sebagai Pemain sepak bola, dan tanpa sengaja Dia bercerita tentang kelompok supporter milik PS Pelita Jaya, team yang lama dibelannya yaitu The Coandos.
Pada sekitar Tahun 1994 di tanah air ini belum banyak kelompok supporter yang terbentuk, setahu waktu itu yang sudah ada dan beken adalah Bonek Surabaya, tetapi pada waktu itu apakah Bonek sudah berupa organisasi supporter atau baru berupa sebuah Perilaku yang di Label-kan sebagai merek pada pendukung tim Persebaya belum terlihat jelas.
Juga tim-tim besar lainnya pada saat itu seperti Persib Bandung, PSIS Semarang, PSM Ujung Pandang, dan lain-lain sudah memiliki kelompok pendukung yang besar tetapi belum terorganisir seperti sekarang ini.
The Comandos harus diakui saat itu adalah pendobrak lahirnya kelompok supporter yang dikelola secara professional, tapi sayang sekarang ini sudah tak terlihat puing-puing reruntuhan The Comandos ini.
Tak bisa dimungkiri, The Comandos memberi inspirasi pada waktu itu, kenapa hal ini tidak bisa dibuat di Samarinda. Ide dilemparkan di forum kecil itu bagai gayung bersambut. Hasilnya, harus dibentuk kelompok supporter di Samarinda sebagai pendukung dan salah satu tiang penopang PS Putra Samarinda. Dan dipakai nama PUSAMANIA, sebagai kepanjangan dari Putra Samarinda Mania.
Dan tak kalah penting malam itu juga disepakati dibentuk pula Sekolah Sepak Bola (SSB) Putra Samarinda, sebagai pilar pembinan pemain muda untuk PS Putra Samarinda.
Tahun 1994 adalah era penting bagi pondasi persepakbolaan Samarinda, karena pada tahun itu terbentuklah PUSAMANIA dan SSB Putra Samarinda (PUSAM) dan nama PS Putra Mahakam berubah menjadi Persisam Putra Samarinda (PUSAM).
Terbentuknya Pusamania dan SSB PUSAM mendapat dukungan penuh dari para petinggi Sepak Bola Kaltim, di antaranya H Harbiansyah H (Ketua Umum Putra Samarinda), (Alm) Lamtana (Sekum Pengda PSSi Kaltim), Bp. H.A. Waris Husain (Wali kota Samarinda waktu itu). Bagi mereka berdirinya Pusamania dan SSB PUSAM adalah sesuatu hal yang baru di Samarinda dan diharapkan memberikan terobosan baru bagi peningkatan prestasi persepak bolaan di Samarinda.
Di Stadion Segiri tiap sore selalu ramai masyarakat yang menonton tim Putra Samarinda (PUSAM) latihan, dalam kumpulan itu ada satu komunitas yang paling fanatic dalam mendukung team PUSAM, di antaranya adalah Tommy Ermanto, Gusti Faisal, H Andang, Adi Karya SE, Misnadi alias Budi, H Iskandar, (Alm) Ramli, SH (Dosen Untag), Syaiful Anwar. inilah nama-nama pentolan dari berdirinya Pusamania.
Ide lahirnya Pusamania disampaikan pada masyarakat terutama komunitas fanatik Samarinda dan responnya sangat luar biasa karena hal inilah yag selama ini mereka tunggu untuk menunjukan jati diri sebagai supporter Samarinda, tanpa di komando lagi semua football lover Samarinda bergabung lebur dalam tubuh Pusamania.
Sebagai organisasi yang baru berdiri perlu seorang pemimpin yang berpengalaman untuk menakhodai Pusamania, Saat itu didaulat Adi Karya SE sebagai ketua dan wakilnya Tomy Ermanto P ST .

Pertandingan pertama

Hajat pertama Pusamania adalah saat Tour Ps. Pusam ke Bontang melawan PKT Bontang (sekarang Bontang FC) pada "Kodak Galatama" 1994/1995 , dan ditunjuk sebagai Koordinator Lapangan (korlap) pada even itu adalah H. Iskandar dengan kaos dadakan warna putih dan disablon sendiri seadanya karena saat itu Pusamania belum mempunyai warna kebangsaan sama dengan PS Pusam karena saat itu semua Tim peserta Kompetisi Liga kaos timnya diberi oleh sponsor dari PSSI yang kadang-kadang tiap tahunya warna yang di dapat PS Pusam tidak sama, walaupun saat itu PS Pusam dari zaman PS Putra Mahakam lebih banyak menggunakan warna Kaos tim Kuning kombinasi Merah. Jadi dalam sejarah PS Putra Samarinda tidak pernah ada warna kaos tim biru merah di tim sepak bola Samarinda dari zaman dulu sampai sekarang.
Berawal dari Kompetisi Liga Dunhill Th 1995/1996, seperti biasa kaos diberi oleh pihak sponsor Dunhill , pihak Klub diminta mengirimkan formulir untuk warna kaos team, PS Pusam mengirimkan warna Kuning seperti biasa. Tapi apa yang di dapat? Ternyata warna Orange yang diterima PS Pusam. Jadilah warna Orange sebagai Icon Team Pusam sampai saat ini dan sudah menjadi legenda kota Samarinda ,bahkan mengalami masa kejayaanya pada era Kompetisi Liga Kansas Th 1996/1997 dan 1997/1998 dengan pemain kebanggaanya "Trio Kamerun", Roger Milla, Ebwelle Bertin dan Mahouve Marcel.
Ujian pertama bagi Pusamania dialami pada kompetisi Liga Kansas Th 1996/1997, saat Terjadi Tragedi Amuk Massa Pusamania pada waktu PS Pusam menjamu Persegres Gresik dengan skor akhir 4-0 untuk PUSAM.
Seluruh vasilitas Kota di sekitar Stadion Segiri hancur total karena amuk massa akibat kesalah pahaman antara supporter dan aparat keamanan.
Segenap pengurus Pusamania sendiri menjadi terhenyak. Ternyata organisasi ini telah menjadi sedemikian besar dan memiliki kekompakan serta kekuatan yang tak terduga, walaupun sayangnya kekuatan ini terlampiaskan untuk hal yang Kontra Produktif . Tak urung Bp. H Lukman Said (Wali kota Samarinda saat itu ) dan segenap jajaran keamanan di Samarinda mengeluarka ultimatum “ Bubarkan Pusamania “. Pusamania merespon, “Bahwa Pusamania dibentuk karena kehendak Allah Swt dan masyarakat bukan dibentuk oleh pejabat untuk suatu kepentingan , maka tidak ada satu orangpun yang berhak membubarkanya siapapun dia dan apapun jabatannya“ !
Akhirnya negosiasi dilakukan antara pihak Muspida Samarinda dan Pusamania guna mencari solusi terbaik agar hal ini tidak terjadi lagi kota tercinta. Pusamania telah membuktikan eksistensinya mampu bangkit dari keadaan sulit dan dari intimidasi dari pihak manapun guna menjaga eksistensi persepak bolaan Samarinda.
Pelajaran pertama yang sangat berharga dan evaluasi besar-besaran dilakukan di tubuh Intern organisasi dan akhirnya disepakati untuk jabatan Ketua Pusamania dari Adi Karya SE diserahkan kepada Tommy Ermanto P.ST , disamping pemberdayaan Korwil-Korwil dan Korlapnya.
Selama masih bernama PS Pusam beberapa kali team ini terancam bubar karena masalah dana yang saat itu tak pernah dibantu oleh Pemkot Samarinda kalaupun ada jumlahnya mungkin jauh dari harapan. Di saat inilah Pusamania berperan dengan melakukan penekanan-penekanan kepada pihak yang berkompeten membantu Ps. PUSAM sehingga team ini masih bisa bertahan.
Dan puncaknya pada Tahun 2003 ketika nasib Ps. PUSAM sudah tidak bisa lagi ditolong dan Big Boss PS Pusam H Harbiansyah H menghibahkan PS Pusam kepada masyarakat Samarinda dalam hal ini untuk di Merger dengan Persisam , dimana penulis sendiri adalah salah satu dari pengurus Persisam dari Pusamania yang turut mengantar proses merger ini bersama pengurus-pegurus lainya sebagai bentuk penyelamatan sepak bola Samarinda.
Terbukti Pusamania telah berhasil membentengi persepak bolaan Samarinda dari jurang kehancuran sehingga masyarakat Samarinda sampai saat ini masih bisa menyaksikan Tim Persisam Putra berlaga di Liga Indonesia. Inilah salah satu karya yang bisa dipersembahkan oleh Pusamania bagi masyarakat Samarinda.[1]

Legenda Ular Lembu Di Jembatan Mahakam


 

LEGENDA ULAR LEMBU DI PUSARAN SUNGAI JEMBATAN MAHAKAM !!

LEGENDA ULAR LEMBU DI PUSARAN SUNGAI JEMBATAN MAHAKAM !!Beberapa mitos dan legenda yang ada daerah kami diantaranya yang masih saya ingat adalah mitos atau legenda si ''Ular lembu'',sebelum jembatan Mahakam I dibangun daerah itu terkenal ''angker''namanya''Tenggalung ayam''atau bahasa Indonesia nya ''Jengger ayam''entah kenapa daerah itu disebut demikian ,mungkin karena bentuknya seperti jengger ayam,berkelok-kelok,dipinggiran pantainya,dan terkenal punya pusaran air yang cukup deras dalam bahasa daerah disebut''ulak''[air yang berputar],biasanya kalau dilemparkan ranting kayu,atau benda benda lainnya langsung lenyap dihisapnya.

Disitulah katanya orang orang tua bersemayam si ular lembu tersebut,dibawah pusaran air tersebut,mengapa disebut ular lembu,memang katanya yang pernah melihat mahluk ini adalah badannya seperti seekor  ular dan panjangnya tidak ada yang mengetahuinya,namun hanya kepalanya mirip seekor lembu,namun bukan seperti binatang mitos ''Naga'' karena ular lembu tidak berkaki atau dengan lidah yang menjulur-julur seperti Naga,si ular lembu perpaduan antara ular badannya dan lembu bagian kepalanya.
penampakan Ular lembu di hulu mahakam(benar tidaknya wallahualam)
Suatu ketika ada seorang nelayan yang menyeberang dengan perahu,melihat ada seekor hewan menyeberang,dan dikejarlah dengan perahunya,karena si nelayan mengira rusa atau kijang yang menyeberang,dan ini memang biasa terjadi di sungai Mahakam,hewan hewan seperti,kijang,babi,kancil dll,berenang ke tepian seberang,karena tidak terlalu lebar,hanya sekitar 400 meter,[sebelum ada jembatan Mahakam],dan dengan cepat menghampiri hewan tadi karena wajah hewan tadi seperti lembu dan bertanduk dikira mungkin se ekor sapi[lembu],maka tanduk lembu tadi diikat dengan tali perahu.
Ada yang mulai kelihatan aneh,dari tadi si nelayan tidak melihat badan si lembu cuma kepalanya saja yang di tariknya dengan perahunya,dan saat ia menoleh kebelakang,alangkah terkejutnya si nelayan tadi karena,badan silembu sangat panjang sekali,katanya seperti batang kelapa besarnya dan panjangnya tidak dapat diukur karena sebagian ekornya kedalam air.,dengan pucat pasi si nelayan bergegas memotong tali perahunya yang diikatkan pada kepala si lembu tadi,dan menyeberangkan perahunya kemudian bergegas naik kedarat,sambil berlari-lari minta tolong.
Namun saat para warga berdatangan si ular lembu sudah tidak ada lagi di lokasi yang ada hanya''air sekitar berubah di penuhi oeh buih buih air yang sangat banyak serta bergelombang,padahal saat itu tidak ada kapal yang lewat atau angin kencang !
Setiap malam Jumat dan saat bulan Purnama penuh,katanya beberapa warga terkadang masih melihat kilatan air dan gedebur ombak yang seolah-olah ada  suatu kekuatan raksasa yang bergerak,padahal saat itu sungai dalam keadaan tenang dan angin tidak ber hembus kencang,walaupun ada angin ,juga tidak membuat gelombang besar,karena hanya sebuah sungai saja.
Dan saat pembangunan jembatan Mahakam ,beberapa orang yang terkait dengan proyek ini katanya beberapa kali diberi mimpi yang sama [aneh kan beberapa orang punya mimpi yang sama] ,dengan pesan agar minta sebuah tebusan,yaitu kepala orang,,,namun hal itu tidak mungkin,sehingga para pekerja proyek waktu itu ber inisiatif cukup digantikan dengan mengganti7 kepala sapi dan ditanam di setiap tiang jembatan  tersebut !.
Ternyata katanya sesembahan/sajen, tidak diterima oleh siluman tersebut,dan setelah itu korban mulai berjatuhan para pekerja jembatan Mahakam tersebut,beberapa diantaranya,tewas karena jatuh saat mengerjakan jembatan tersebut,kalau tidak salah ada empat orang salah satunya seorang Insinyur tehniknya,nama nama yang tewas di dalam pembuatan/pengerjaan jembatan Mahakam masih tertera sebagai prasasti di sudut jembatan tersebut.

Sejarah Sungai Mahakam




Sungai Mahakam

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Mahakam
ﻤﺎﻫﻜﺎﻡ
Lokasi sungai mahakam.jpg
Peta DAS Mahakam
Sumber aliran ...
Mulut sungai Selat Makassar
Negara DAS Indonesia
Panjang 920 km
Ketinggian mata air ...
Debit air rata-rata ...
Daerah cekungan ...
Mahakam merupakan nama sebuah sungai terbesar di provinsi Kalimantan Timur yang bermuara di Selat Makassar. Sungai dengan panjang sekitar 920 km ini melintasi wilayah Kabupaten Kutai Barat di bagian hulu, hingga Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kota Samarinda di bagian hilir. Di sungai hidup spesies mamalia ikan air tawar yang terancam punah, yakni Pesut Mahakam.
Sungai Mahakam sejak dulu hingga saat ini memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat di sekitarnya sebagai sumber air, potensi perikanan maupun sebagai prasarana transportasi.

Anak sungai

Aktivitas di sungai Mahakam yang masih menjadi prasarana transportasi utama di Kalimantan Timur
Sungai Mahakam memiliki beberapa anak sungai, di antaranya:

Geologi

Kalimantan merupakan bagian dari Paparan Sunda (Sunda Plate). Pulau ini memiliki rangkaian pegunungan di daerah perbatasan antara Indonesia dan Malaysia tetapi di pulau ini hampir tidak ada aktivitas vulkanik. Sungai Mahakam berawal dari Gunung Cemaru (1,681 m) di bagian tengah Pulau Kalimantan, kemudian memotong satuan pra-tersier di sebelah timur Gunung Batuayan (1,652 m) dan kemudian berakhir di lembah tesier Kutai (Kutai basin)[1]. Bagian tengah daerah pengalirannya melewati dataran rendah dengan danau-danau berhutan rawa. Di bagian tengah ini daerah aliran Sungai Mahakam dipisahkan dengan daerah aliran sungai Barito di sebelahnya oleh perbukitan yang tingginya kurang dari 500m. Setelah daerah tersebut Sungai Mahakam memotong antiklin Samarinda dan mengalir ke Delta Mahakam yang menyerupai kipas yang membentang pada landas laut dengan basis sekitar 65 km dan radius sekitar 30 km[2].

Pada Atlas Kalimantan Timur (Voss, 1983) digambarkan bahwa di sebelah hulu dari Long Iram (daerah aliran dungai Mahakam bagian hulu) sungai ini mengalir pada batuan tersier (tertiary rocks). Antara Long Iram dan Muara Kaman (daerah aliran sungai bagian tengah) sungai ini mengalir pada batuan alluvium kuarter (quaternary alluvium), sementara di antara Muara Kaman hingga ke hilir termasuk di Delta Mahakam, kembali ditemukan batuan tersier.

Iklim

Daerah aliran Sungai Mahakam terletak di sekitar garis katulistiwa. Menurut klasifikasi iklim Koppen (Köppen climate classification), daerah ini memiliki tipe Af (hutan hujan tropis) dengan suhu terendah ≥18oC dan curah hujan pada bulan terkering pada tahun normal ≥60 mm[3] Transfer massa dan energi di daerah tropis terjadi melalui sirkulasi udara umum (general air circulation) yang dikenal sebagai sel Hadley (Hadley cell). Pola hujan pada daerah tropis ini ditentukan oleh pola angin atmosferik skala besar yang dapat diamati dengan beberapa cara di atmosfer. Sirkulasi ini membawa kelembaban ke udara, menyebabkan hujan di daerah sekitar katulistiwa, sementara pada tepi sabuk tropis lebih kering [4]. Dalam sirkulasi ini, evaporasi berlangsung secara intensif di sekitar katulistiwa pada pusat tekanan rendah yang disebut zona konvergensi antar tropic (Intertropical Convergence Zone|ITCZ), ditandai dengan akumulasi awan di daerah ini. ITCZ bergerak/berpindah seiring dengan gerak semu matahari di antara zona garis lintang 23.5oUtara dan 23.5oSelatan, sehingga posisinya selalu berubah sesuai gerak semu ini.

ITCZ menyebabkan adanya fenomena muson (monsoon) Indo-Australia yang memengaruhi iklim regional climate termasuk di daerah aliran sungai Mahakam. Pada bulan-bulan Desember, Januari, Februari (musim dingin di belahan bumi utara) konsentrasi tekanan tinggi di Asia dan tekanan rendah di Australia menyebabkan angina berhembusnya angin Barat (angina muson Barat). Pada bulan-bulan Juni, Juli, Agustus konsentrasi tekanan rendah di Asia (musim panas di belahan bumi utara) dan konsentrasi tekanan tinggi di Australia menyebabkan angin Timur bertiup di Indonesia (angin muson Timur). Sirkulasi udara global dan iklim regional diatas menyebabkan daerah aliran sungai Mahakam yang terletak di sekita garis katulistiwa memiliki pola hujan dengan dua puncak curah hujan (bimodal) yang umumnya terjadi pada bulan Desember dan Mei. Hal ini karena ITCZ melewati katulistiwa dua kali dalam setahun, dari belahan bumi utara pada bulan September dan dari belahan bumi selatan pada bulan Maret.

Ekologi

Nepenthes, ataukantong semar, jenis tumbuhan pemakan serangga yang ditemukan di daerah gambut Mahakam
Nipah di delta Mahakam
Mahakam dan sepanjang daerah aliran sungainya memiliki nilai ekologis penting. Sebanyak 147 spesies ikan asli Mahakam telah teridentifikasi. Mahakam juga merupakan habitat lumba-lumba air tawar (Orcaella brevirostris; atau Pesut) yang merupakan spesies yang terancam punah yang dimasukkan pada Appendix I CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora).[2] Daerah aliran Sungai Mahakam juga merupakan habitat dan tempat berkembang biak sekitar 298 spesies burung, 70 di antaranya dilindungi dan lima spesies endemik yaitu: Borneo Dusky Mannikin (Lonchura fuscans), Borneo Whistler (Pachycephala hypoxantha), Bornean Peacock-pheasant (Polyplectron schleiermacheri), Bornean Blue-flycatcher (Cyornis superbus) dan Bornean Bristlehead (Pityriasis gymnocephala).

Sebuah kelompok penelitian ([3]): "Upsetting the balance in the Mahakam Delta: past, present and future impacts of sea-level rise, climate change, upstream controls and human intervention on sediment and mangrove dynamics" melakukan penelitian secara luas di Mahakam. Kelompok penelitian ini betujuan untuk mempelajari factor-faktor eksternal seperti kenaikan muka air laut, perubahan iklim, sedimen dari hulu dan pengaruh manusia terhadap pekembangan delta Mahakam pada masa lalu, saat ini, dan pada masa yang akan datang dalam berbagai skala waktu.

Danau-danau Mahakam

Danau Melintang di Teluk Tuk
Terdapat sekitar 76 danau tersebar di daerah aliran Sungai Mahakam dan sekitar 30 danau terletak di daerah Mahakam bagian tengah termasung tiga danu utamanya (danau Jempang 15,000 Ha; Danau Semayang 13,000 Ha; Danau Melintang 11,000 Ha)[5]. Tinggi muka air danau danau ini berfluktuasi sesuai musim dari 0.5m – 1m selama musim kering hingga tujuh meter pada musim hujan. Danau-danau di Mahakam dan sekitarnya berperan sebagai perangkap sedimen yang terkandung dalam air yang mengalir ke danau-danau tersebut yang diketahui semakin dangkal pada saat ini, kemungkinan disebabkan oleh ketidakseimbangan masukan sedimen yang berasal dari daerah tangkapannya.[4]

Aspek Sosial

Ponton pengangkut batu bara di Sungai Mahakam
Sungai Mahakam merupakan sumber penghidupan bagi penduduk, terutama nelayan dan petani, sebagai sumber air, dan prasarana transportasi sejak dulu hingga sekarang. Di lembah sungai inilah tempat berkembangnya kerajaan Kutai. Sejarah Kutai terbagi dalam dua periode yaitu Kutai Martadipura (sekitar tahun 350-400) dan Kutai Kartanegara (sekitar tahun 1300). Kutai Martadipura merupakan kerajaan Hindu yang didirikan oleh Mulawarman sebagai raja pertamanya di Muara Kaman, yang tercatat sebagai kerajaan tertua di Indonesia.[6] Kutai Kartanegara didirikan oleh pemukim dari Jawa di Kutai Lama di dekat muara Sungai Mahakam. Pada sekitar tahun 1565, Islam menyebar secara luas di Kutai Kartanegara terutama atas usaha ulama yang berasal dari Jawa, Tunggang Parangan dan Ri Bandang.[7]

Suku Dayak merupakan suku asli Kalimantan disamping suku Kutai dan Banjar. Sejak sekitar tahun 1970-an program transmigrasi dimulai di Kalimantan Timur terutama berlokasi dekat Sungai Mahakam. Transmigrasi bertujuan untuk memindahkan penduduk dari pulau-pulau berpeduduk padat, Java, Bali, dan Madura, untuk miningkatkan produksi pertanian di luar pulau tersebut. Hingga tahun 1973, sekitar 26% daerah pertanian di Kalimantan Timur digarap oleh transmigran.[8]
Sebagai tambahan, sungai Mahakam juga memiliki karakter unik. Kebanyakan permukiman berada di muara sungai. Ada tiga pembagian nama untuk muara ini.
Mulai Samarinda sampai Kukar, disebut dengan istilah "Loa". Sebut saja, Loa Janan, Loa Bakung, Loa Kulu, dan Loa Buah. Berikutnya, giliran "muara" dari pertengahan Kukar hingga Kubar. Seperti Muara Kaman, Muara Muntai, Muara Wis, dan Muara Pahu. Di bagian hulu Kubar, namanya menjadi "Long", seperti Long Bagun, Long Pahangai dan Long Apari. Baik Loa, Muara, dan Long, semuanya berarti muara[9].

Jembatan

Sungai terpanjang di Kalimantan Timur ini memiliki beberapa jembatan penghubung di antaranya:
  1. Jembatan Mahakam terletak di kota Samarinda selesai dibangun pada 1987
  2. Jembatan Kutai Kartanegara yang sebelumnya juga disebut Jembatan Mahakam 2, mulai dibangun pada 1997 dan selesai dibangun pada tahun 2001 menghubungkan kecamatan Tenggarong dengan kecamatan Tenggarong Seberang di kabupaten Kutai Kartanegara
  3. Jembatan Martadipura di desa Liang, kecamatan Kota Bangun, kabupaten Kutai Kartanegara yang dibangun mulai tahun 2001 dan selesai pada tahun 2004
  4. Jembatan Mahakam Ulu yang selesai dibangun pada tahun 2008 menghubungkan kota Samarinda di bagian hulu, merupakan jembatan kedua di kota Samarinda

5 Makanan Khas Samarinda

Inilah 5 Makanan Khas Samarinda
  • Inilah 5 Makanan Khas Samarinda
Ayam-cincane
Ayam Cincane (sumber: wikipedia)
Kidnesia.com - Berkunjung ke daerah lain tentu tak boleh melewatkan makanan khas di sana. Nah, kali ini kita akan membahas makanan khas Samarinda nih! Hmm... apa saja ya?
1. Ayam Cincane  merupakan kuliner hidangan utama bagi masyarakat Samarinda ketika mengadakan pesta pernikahan atau acara penghormatan apapun. Menu ayam ini disajikan dengan bumbu berwarna kemerahan. Itulah ciri khas tersendiri dari Ayam Cincane . Nah, ayam ini dapat ditemukan pula di kedai atau rumah makan.
resep_nasi Bakepor (Kalimatan Timur)
Nasi Bakepor (sumber: resepkuliner.com)
2. Nasi Bakepor  terdiri dari nasi liwet dengan campuran ikan asin,rempah-rempah, dan minyak sayur. Biasanya menu makanan ini disajikan dengan daging masak bumi hangus dan sayur gangan asam kukar (sejenis sayur asam) sebagai lauk tambahannya.
3. Nasi Kuning. Hayoo... Sahabat Nesi tentu tahu makanan ini bukan? Nah, rupanya Nasi Kuning merupakan makanan khas Kalimantan Timur lho! Biasanya nasi kuning ini disajikan sebagai bentuk tumpeng dengan beragam campuran lauk pauk.
aDSC07472
Amplang (sumber: pemetaanttg.com)
4. Amplang  adalah sejenis kerupuk. Namun, Amplang berbeda dengan 'kerupuk-kerupuk' lainnya. Bentuknya seperti kuku macan merupakan ciri khas dari kerupuk ini. Rasa ikan yang gurih dan ukurannya yang kecil membuat orang mudah
8115604146_60da0c33c1_b
Lemang (Sumber: flickr.com)
untuk melahapnya.
5. Lemang adalah makanan yang terbuat dari ketan dengan dimasak menggunakan buluh bambu yang dilapisi daun pisang. Biasanya, makanan ini harus ada dalam setiap upacara adat sebagai sesajiannya.
Nah, demikianlah makanan-makanan khas dari Samarinda . Selamat mencobanya ketika berkunjung ke sana!

logoKG

Stadion Segiri



Stadion Segiri


Stadion Segiri
Stadion Segiri
Stadion Segiri
Informasi stadion
Pemilik Pemerintah Kaltim
Lokasi
Lokasi Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia
Ditutup Masih dipakai
Data teknik
Permukaan Rumput
construction_cost =
Kapasitas 18.000
Stadion Segiri merupakan sebuah stadion yang berlokasi di pusat kota Samarinda, Kalimantan Timur. Merupakan salah stadion yang representatif yang dimiliki Kota Samarinda selain Stadion Utama Palaran dan Stadion Madya Sempaja. Stadion ini juga merupakan stadion kandang bagi kesebelasan Pusamania Borneo FC Samarinda.
Daya tampung stadion ini diyakini 18 ribu penonton dari 4 tribun. Untuk tribun utara dapat menampung 2.700 orang, tribun timur 5.000 orang, tribun selatan 2.700 orang dan tribun barat 7.600 orang.

Sejarah

Kompleks Stadion Segiri dibangun pada masa yang bersamaan dengan pembangunan Balai Kota Samarinda pada sekitar tahun 1960-1970 Dilakukan renovasi pada tahun 2008 sebagai persiapan pelaksanaan PON XVII. Stadion Segiri Samarinda, Kalimantan Timur merupakan stadion sepakbola kandang dari juara divisi utama liga indonesia 2014,Pusamania Borneo FC Samarinda. Merupakan salah satu stadion yang representatif yang dimiliki Kota Samarinda selain Stadion Palaran dan Stadion Sempaja.

Kondisi Sekarang

(catatan:perlu tambahan info pembanding/sumber data)
Tribun : B+
Tempat duduk : B+
Fasilitas : A
Rumput : B+
Drainase : B+
Penerangan : B+
Papan Skor : A
Kondisi : A

Suporter

Kelompok suporter yang biasanya memadati stadion adalah Pusamania yang merupakan pendukung setia kesebelasan Pusamania Borneo FC.

Kecamatan Loa Janan



Loa Janan, Kutai Kartanegara

Loa Janan
Kecamatan
Lokasi loajanan kutai kartanegara.jpg
Peta lokasi Kecamatan Loa JananKantor Kecamatan Loa Janan, Kutai Kartanegara.jpg
Kantor camat Loa Janan
Negara  Indonesia
Provinsi Kalimantan Timur
Kabupaten Kutai Kartanegara
Pemerintahan
 • Camat Davif Haryanto, S.Sos, M.Si
Luas 644,2 km²
Jumlah penduduk 56.071 (2010)
Kepadatan 87 jiwa/km²
Desa/kelurahan 8
Loa Janan merupakan sebuah kecamatan yang terletak di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Indonesia.
Kecamatan Loa Janan terletak antara 116º49' BT – 117º08' BT dan 0º34' LS – 0º45' LS dengan luas wilayah mencapai 644,2 km2. Secara administratif, kecamatan ini terbagi dalam 8 desa dengan jumlah penduduk mencapai 43.689 jiwa (2005).
Posisinya yang sangat strategis karena terletak di antara 3 kota utama Kalimantan Timur yakni Balikpapan, Samarinda dan Tenggarong menyebabkan kecamatan ini berkembang sangat pesat dari segi perekonomian. Disamping dilewati Jalan Raya Samarinda-Balikpapan yang merupakan jalur utama distribusi barang dan jasa di Kalimantan Timur, Kecamatan Loa Janan juga dibelah oleh Sungai Mahakam yang merupakan jalur transportasi utama menuju wilayah pedalaman.
Kecamatan Loa Janan terkenal sebagai daerah pusat industri pengolahan kayu dengan beroperasinya beberapa pabrik kayu lapis di tepi Sungai Mahakam, serta sebagai daerah penghasil lada (dikenal dengan nama sahang) dan kakao terbesar di Kalimantan Timur.